Kelas #15 Akademi
Berbagi Bali berlangsung di Hubud, Jalan Monkey Forest pada Minggu (16/06/2013)
dengan mengangkat tema Step to Making A Film. Kelas kali ini seperti kelas
sebelumnya yang diisi materinya oleh dua orang, yaitu Rio Simatupang
(@lampurio) dan Niken. Acara diawali dengan menonton bersama film garapan Rio
dan Niken yang berjudul Saving Brothers.
Begitu film usai, Niken menjelaskan secara garis besar dalam
menggarap film ada 3 tahap, tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Selain itu ada segitiga yang memiliki peranan penting, produser, sutradara dan
penulis skenario. Ketiga peranan penting
itu diistilahkan sebagai three angle. Mereka mulai bekerjasama pada tahapan pra
produksi, dimana tahap ini sangat penting.
Keberlanjutan terhadap proses produksi ditentukan pada
tahapan pra produksi, sehingga tidak mengherankan bila ada film yang tahapan
pra produksinya lebih lama dari tahapan produksi. Segala hal, baik teknis
maupun non teknis harus dibahas tuntas di tahap pra produksi. Mulai dari mencari kru, menentukan talent, figuran, property, dan lokasi semuanya harus
ditentukan pada tahap pra produksi. Dan kesemuanya itu memiliki perhitungan
logisnya, dalam hal ini menjadi area kerja si produser.
Di tahap produksi, semua rancangan sebelumnya diterjemahkan
ke dalam media visual. Sempat
diungkapkan oleh Niken, “Seperti hidup, bikin film itu juga berpolitik dan
berstrategi. Banyak kejadian diluar dugaan saat di lapangan yg harus diakali.” Karena
kondisi pada saat syuting bisa saja berbeda dengan yang telah diperhitungkan
saat pra produksi. Dalam proses produksi, team
work adalah hal yang sangat penting. Seorang sutradara tidak akan bisa
berbuat apa apa jika ditinggalkan oleh kru.
Foto bersama di sesi akhir, kegiatan wajib. |
Rio juga menekankan bahwa siapapun dalam proses pembuatan
film berpotensi membuat kesalahan. Namun bukan berarti kesalahan tersebut
diingat terus hingga membuat kita berhenti berkarya. Sementara, Niken berpesan ketika kita ingin
masuk ke dunia perfilman kita harus tau ingin mengambil peranan di bagian apa.
Sebab, banyak yang beranggapan bahwa dari asisten sutradara ke sutradara adalah
naik jabatan, padahal keduanya adalah profesi yang berbeda. Demikian juga dari
editor ke produser.
Demi menambah wawasan terhadap dunia perfilman yang menjadi
passion mereka, Niken dan Rio keluar dari zona nyaman berfilm di Yogyakarta.
Mereka ke Jakarta dan mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan di lokasi
syuting untuk mencari tahu lebih banyak kerja film secara langsung. “Dunia pembuatan film itu berat, jadi harus
kuat mental,” ucap Niken di sesi akhir.***