“Sebuah gambar
mampu bercerita lebih dari seribu kata.” – NN.
Gambar atau
dalam hal ini foto mampu membagi cerita bahkan berita. Pada kelas kedua puluh
lima Akademi Berbagi Bali, yang mengambil tema “From Gadget To Journalism” kita
mendapat wawasan baru dalam mengawinkan teknologi dan nilai berita. Kelas ini
terselenggara berkat kolaborasi antara Akademi Berbagi Bali dan Sloka
Institute, pada Minggu, 11 Mei 2014 di Desa Dusun kawasan Noja Ayung, Denpasar.
Tampil sebagai guru, yaitu fotografer muda Bali, Agung Parameswara (@agungparames) serta Anton Muhajir (@antonemus), wartawan dan pengelola situs jurnalisme warga, BaleBengong (@balebengong).
Teknologi yang
berkembang dengan pesat, memberi banyak kemudahan untuk kita, termasuk
mendekatkan yang jauh. Kini, berbagi informasi semudah menyentuh layar
smartphone akberians. Melalui jurnalisme warga, setiap warga dapat membagi
informasi walaupun bukan berprofesi sebagai wartawan. Seperti tagline @UUProject dari Sloka Institute,
no neuus without u (no news without you).
Anton memaparkan
mengenai Blog yang kini semakin terpinggirkan oleh media sosial seperti Twitter
dan Instagram. Namun, keinginan untuk membagi berita yang tidak surut justru
dapat diakali melalui penggunaan foto jurnalistik melalui smartphone.
Suasana kelas yang santai di salah satu sudut Desa Dusun |
Pada sesinya, Agung menjelaskan keberadaan
smartphone yang memudahkan dunia
fotografi dan jurnalistik. Mayoritas warga, terutama generasi muda saat memiliki
smartphone dilengkapi fasilitas kamera. Sehingga, siapa saja dapat menangkap
kemudian mengabadikan momen melalui smartphone.
Contoh nyata sinergi antara smartphone dengan media sosial yang
dikemukan oleh Agung adalah peristiwa jatuhnya Pesawat Lion Air di pantai dekat
Bandar Udara Ngurah Rai pada tahun lalu. Foto pesawat tersebut lebih dulu
menyebar di Twitter dibanding berita resmi melalui Televisi.
Setelah penjelasan dari Agung, acara
diselingi dengan sesi makan siang di Warung Suwung yang masih berada di dalam
kompleks Desa Dusun. Kemudian, peserta diberikan kesempatan untuk terjun ke
lapangan menangkap gambar dengan smartphone mereka. Mereka diberikan waktu satu
jam, untuk mencari objek menarik di lingkungan Desa Kesiman Petilan. (Hasil
bidikan peserta selengkapnya bisa di cek di Twitter dengan tagar #AkberBali25
dan #wajahkota)
Baik Anton maupun Agung sangat
mengapresiasi usaha peserta dalam mengambil gambar. Ada yang memilih ke Bank
Sampah, Dam, bahkan cukup jauh hingga ke Taman Kota, demi menjiwai tagar
#wajahkota. Ada juga peserta yang begitu terinsipirasi, sehingga langsung
menuangkan ceritanya dalam blog. Dari seluruh karya peserta, dipilih satu yang
berhak mendapatkan hadiah kaos dari @UUProject.
Tradisi foto bersama di akhir kelas |
Maka, selain ‘angkat pena’, ada alternatif
lain untuk akberians praktikan. Angkat ponselmu dan tangkaplah momen bernilai
berita! Dari dan untuk siapa saja, dimana saja, kapan saja.