Ollie menjelaskan,
ada strategi tersendiri dalam memasarkan usaha di social media. Skill storytelling
yang wajib dimiliki seorang pemasar (pengusaha), dipindahkan dalam social media. Semua itu adalah
konsekuensi dari candu social media
yang telah menyebar pada masyarakat. Ollie juga menekankan, bahwa tiap platform social media memiliki metode
yang berbeda dalam penggunaannya, baik itu Facebook, Twitter, Instagram hingga
Pinterest.
Miss Ollie saat memulai kelas Akber Bali ke-24 |
Selayaknya pada
kehidupan nyata, branding adalah hal pertama yang harus dibangun di social media. Pada bagian branding, Ollie memberikan contoh salah satu merek tas terkenal
yang dalam akun Pinterestnya memilih untuk menampilkan gambar-gambar yang colorful dibanding menampilkan gambar
produk. Dari kegiatan itu, dapat ditangkap usaha perusahaan untuk membranding
produknya sebagai tas-tas dengan warna yang menyala.
Dimanapun berada kita
harus selalu bersikap baik. Maka, sebuah akun social media dari startup
must to be kind. Semua peran
dijalankan menjadi satu, mulai dari resepsionis hingga customer service, melalui sikap baik yang dikirimkan maka akan
tersampaikan kesan yang positif terhadap startup. Sikap baik itu, bisa melalui
kampanye dan kegiatan sosial yang dilaksanakan di social media. Dalam usaha menjadi baik ini, Ollie memberikan contoh
sebuah perusahaan sepatu yang meluncurkan channel
kegiatan sosial melalui situs YouTube.
Suasana kelas di Hubud co-working space, Ubud. |
Poin-poin lain yang
tidak kalah penting adalah Useful, Informative and Entertaining. Unsur feelings juga wajib dikedepankan,
yaitu kesan apa yang ingin disampaikan oleh masyarakat yang mengikuti akun social media. Unsur tersebut penting
karena akan menjadi alarm pengingat bagi pengikut akun startup kita. Misalnya, perasaan untuk produktif menulis yang
diciptakan akun NulisBuku bagi pengikutnya. Setelah startup berjalan dan memiliki sejumlah customers, Ollie memaparkan adalah
penting bagi pengusaha untuk melibatkan customernya. Misalnya dengan membagi
cerita mereka di website.
Visual content
juga sangat penting, sebagian besar orang lebih tertarik melihat content social media melalui gambar.
Untuk itu, sebuah startup akan lebih
baik bila menyiapkan terlebih dahulu content-content visual untuk akunnya pada segala situasi. Pada akhir
pemaparan, Ollie juga menyarankan untuk membentuk komunitas dan selalu mengikutsertakan
customers.
Pada sesi workshop,
Ollie membagi peserta menjadi lima kelompok dan memberi tantangan untuk membuat
satu halaman proposal bisnis melalui social media. Melalui pemaparan
masing-masing kelompok muncul beberapa ide menarik, baik dari peserta maupun
guru. Sebelum mengakhiri kelasnya, Ollie menekankan jika tidak ada standar yang
baku dalam penggunaan social media untuk startup. Pesannya Have fun! Experiment. Measure. Try. Again. So, let’s start IT
akberians!
No comments:
Post a Comment