Wednesday, April 20, 2016

Kelas #AkberBali39 : Self Hug Dengan Adjie Silarus

Masalah adalah guru yang menuntun kita pada cahaya. Apa pun bentuknya, baik maupun buruk, tetap disebut guru.


Kelas #AkberBali39 membahas tentang Self Hug, Bagaimana Cara Meringankan Rasa Sakit Dari Penderitaan. Bertempat di Kumpul Coworking, Sanur pada hari Kamis, 13 April 2016. Relawan guru kali ini adalah Mas Adjie Silarus, seorang praktisi Mindfullness. Sejak 2010 sampai sekarang, sering diundang dan diminta berbagi mengenai “mindfulness” melalui pelatihan, seminar, konsultasi kepada orang-orang yang merasa membutuhkan solusi untuk meningkatkan fokus dan produktivitas kerja, menciptakan hidup bahagia dan tenang, cara mengelola stres, cerdas emosi serta hubungan damai dengan sesama.

------------------

Kata Mas Adjie, kita sedang memasuki di era di mana orang menyukai selfie. Memotret diri sendiri dengan ekspresi yang berbeda setiap foto dan membagikannya kepada dunia. Terkadang membagi apa pun pada dunia bukanlah hal yang penting. Siapa yang perlu dibagi tentang kesedihan? Maka dari itu, kita perlu self hug.

Tidak bahagia, stress, sering menunda, mudah terganggu, mudah marah, tidak bersyukur, berat bada berlebih, makan tidak sehat, dan malas olahraga merupakan bentuk dari luka batin atau sakit hati. Luka batin apabila semakin di diamkan akan menjadi sebuah masalah. Namun, seperti yang saya tulis di atas, masalah adalah guru yang menuntun kita pada cahaya.

Selama kita belum bisa mencintai atau memaafkan diri sendiri, maka kita tidak bisa mencintai atau memaafkan orang lain.

It's OK not to be OK. Semakin banyak lari dari kenyataan, kita harus menyadari bahwa kita menderita dan memerlukan self hug. Berdamai dengan diri sendiri, kita akan belajar mencintai dan memaafkan diri sendiri, yang nantinya akan di lanjutkan  kepada orang lain. Ketika kita berdamai, tidak ada orang yang bisa menjadi musuh kita

Masalah banyak sekali bentuknya, bisa jadi berbentuk :
  1. Stress : Kerjaan bertambah dan tidak ada habisnya, mendapatkan kritikan, macet, dan lain sebagainya. Reaksi yang dilakukan : Lari dari kenyataan.
  2. Marah : Mendapat kritikan atau umpatan. Reaksi yang dilakukan : merusak hubungan.
  3. Membenci diri sendiri : gagal, tidak mempunyai harapan. Reaksi yang dilakukan : lari dari kenyataan.
  4. Tergesa : Kerja Mulitasking. Reaksi yang dilakukan : stress.
  5. Gangguan : Gejala menderita, pelarian dari rasa takut, pekerjaan, kegagalan. Reaksi yang dilakukan : menderita.
Dengan berdamai dengan diri sendiri, luka batin yang kita rasakan akan berpontensi menjadi rasa syukur, rasa senang, dan ketenangan. Namun, apabila kita mendiamkan luka batin, maka akan menjadi masalah untuk diri sendiri.
Untuk berdamai, kita memerlukan perbaikan diri. Penerimaan akan diri sendiri adalah awalnya. Tapi ingat. you are perfect as you are. Jangan memaksakan untuk menjadi sempurna di mata orang lain. Jadilah orang sempurna untuk diri sendiri. Namun kita tetap selalu berlatih untuk menjadi lebih baik.

Selain itu, kita perlu mengetahui dan mengingat kelebihan, prestasi, dan hal positif yang telah kita lakukan dalam hidup untuk menghindari sikap negatif yang kemungkinan di ambil. Apa pun masalah atau kesalahan yang sedang hadapi atau lakukan, ingat kita memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.
Selesaikanlah semua luka batin, dan kita akan bisa menerima diri kita apa adanya. Mas Adjie berkata bahwa ada enam steps untuk menerima diri sendiri, yaitu :
  1. Sadari. Kita bisa memulai dengan duduk berdiam diri selama lima menit. Rasakan nafas kita keluar dan masuk, berlatih untuk tidak memiliki keinginan, menyadari akan sakit pada hati maupun organ, dan jangan menyangkal apa yang terjadi.
  2. Amati. Amatilah diri kita, keluarga kita. Jangan terbawa perasaan akan hal yang menyakitkan karena akan membuat diri kita emosi. 
  3. Terima. Terimalah bahwa hal yang terjadi adalah bagian dari kehidupan, namun hanya sementara.
  4. Bahagia. Lupakan ketidak berhasilan karena ekspetasi tinggi.
  5. Lepaskan. Lepaskan penyebab derita.
  6. Bersyukur. Bersyukur apa yang telah kita miliki, jangan hanya bersyukur saat kita mendapatkan yang kita inginkan. Mensyukuri apa yang kita miliki, sedikit apa pun itu, membuat kita bisa menerima diri sendiri.
Berdamai bukanlah tentan kesempurnaan, tetapi belajar dan berlatih. Lakukan perlahan, karena setiap langkah adalah tujuan.

No comments:

Post a Comment